Rabu, 31 Desember 2014

Mengenal Plasmid dan Transformasinya

Plasmid adalah DNA ekstrakromosomal yang dapat bereplikasi secara autonom dan bisa ditemukan pada sel hidup. Di dalam satu sel, dapat ditemukan lebih dari satu plasmid dengan ukuran yang sangat bervariasi namun semua plasmid tidak mengkodekan fungsi yang penting untuk pertumbuhan sel tersebut. Umumnya, plasmid mengkodekan gen-gen yang diperlukan agar dapat bertahan pada keadaan yang kurang menguntungkan sehingga bila lingkungan kembali normal, DNA plasmid dapat dibuang.
Sebagian besar plasmid memiliki struktur sirkuler, namun ada juga plasmid linear yang dapat ditemukan pada mikroorganisme tertentu, seperti Borrelia burgdorferi dan Streptomyces. Plasmid ditemukan dalam bentuk DNA utas ganda yang sebagian besar tersusun menjadi superkoil atau kumparan terpilin. Struktur superkoil terjadi karena enzim topoisomerase membuat sebagian DNA utas ganda lepas (tidak terikat) selama replikasi plasmid berlangsung. Struktur superkoil akan menyebabkan DNA plasmid berada dalam konformasi yang disebut lingkaran tertutup kovalen atau covalently closed circular (ccc), namun apabila kedua utas DNA terlepas maka akan plasmid akan kembali dalam keadaan normal (tidak terpilin) dan konformasi tersebut disebut sebagai open circuler (oc)                 
Plasmid memiliki sifat-sifat antara lain sebagai berikut.
  • Merupakan molekul DNA yang mengandung gen tertentu; ukurannya kira-kira 1/1.000 kali kromosom (DNA) bakteri.
  • Dapat memperbanyak diri melalui proses replikasi. Dengan demikian terjadi aan DNA yang menghasilkan plasmid dalam jumláh banyak. Satu sel dapat berisi banyak plasmid.
  • Plasmid dapat dipindahkan ke sel bakteri lain. Perpindahan plasmid dapat dipercepat dengan memberi ion CsC1 (sesium kiorida). Dengan demikian, plasmid dapat dikeluarkan atau dimasukkan ke dalam sel bakteri atau ragi.
  • Sifat plasmid pada keturunan bakteri sama dengan induknya, karena plasmid tidak terikat dengan kromosom inti.

Senin, 29 Desember 2014

gerak awal

hari ini saya merasakan suatu hal yang pada awalnya tidaklah terbayangkan dalam benak pikiran saya, ya... mendapatkan pembimbing tesis yang menerapkan nilai-nilai keidealisan dalam membimbing, pagi itu saya seakan berhadapan dengan seorang presiden partai islam : anis matta. gaya bicara dan pola pemikiran serta runut percakapan yang di ungkapkan sangatlah persis. itulah dosen ku murni ramli namanya... lulusan doktoral dari slah satu kampus terkenal di jepang berkesempatan meluangkan waktunya untuk menemuiku dan 2 teman lainnya. kami bertukar pikiran mengenai riset yang akan digarap 6 bulan kedepan dari titik dasar permasalahan dan studi kontemporer saat ini. berbicara tentang penelitian maka tak akan lepas penelitian itu dengan nilai kebaruan (novelty) maka perbanyaklah menganalisis dan membaca jurnal dari berbagai sumber maka kalian akan menemui suatu titik penelitian yang berguna bagi dunia pendidikan. cakap ibu murni dengan logat makassar. kami berbincang banyak tentang literasi sains, penelitian terbaru dan problematika pendidikan di indonesia. semoga awalan bmbingan ini menjadi pelecut semangat untuk tetap meneliti dan bereksplorasi.

"bangsa mu akan mati karena kamu. kecuali penamu terus bergerak"

LAC OPERON (pemahaman otak kecil ku)


Operon adalah sekelompok gen yang diapit secara bersamaan oleh sepasang terminator dan promotor. Operon merupakan sekelompok gen yang produk-produknya memiliki fungsi-fungsi yang berhubungan dan ditranskripsi bersama-sama sebagai suatu kesatuan. Daerah operon merupakan daerah yang berperan dalam regulasi ekspresi gen. Sistem regulasi yang pertama diketahui adalah sistem regulasi operon laktosa pada bakteri E. coli oleh Yacob dan Monod. E. coli mempunyai kekhasan dari prokariot yang lain. Regulasi yang paling umum dilakukan oleh bakteri yaitu sistem operon lactosa (operon lac) dan sistem operon tryptophan (operon trp).

Regulasi ekspresi gen banyak dimengerti melalui mekanisme yang dipalajari pada bakteri. Sistem regulasi yang pertama dimengerti ialah sistem regulasi operon laktosa pada bakteri E. coli oleh Jacob dan Monod. Regulasi ini berperan dalam mengatur produksi enzim B-galaktosidase, ketika bakteri harus memilih menggunakan laktosa atau glukosa sebagai sumber karbonnya.

Berikut ini akan dijelaskan sistem regulasi yang paling umum dilakukan pada bakteri, yaitu sistem operon laktosa (operon lac). Pada operon lac ekspresi gen diatur pada tingkat promoter, yaitu mengatur kontak kontak antara promoter dengan enzim transkiptase (pengendali transkipsi).


ANALISIS
           Di dalam sel prokaryot, ada beberapa gen struktural yang diekspresikan secara bersama-sama dengan menggunakan satu promoter yang sama. Kelompok gen semacam ini disebut sebagai operon.

Jumat, 26 Desember 2014

Dimensi dalam literasi sains

Literasi sains merupakan salah satu ranah studi PISA. Dalam konteks PISA, literasi sains didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaaan dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia (Firman, 2007)

Definisi literasi sains ini memandang literasi sains bersifat multidimensional, bukan hanya pemahaman terhadap pengetahuan sains, melainkan lebih luas dari itu. PISA 2000 dan 2003 menetapkan tiga dimensi besar literasi sains dalam pengukurannya, yakni kompetensi/proses sains, konten/pengetahuan sains dan konteks aplikasi sains. Pada PISA 2006 dimensi literasi sains dikembangkan menjadi empat dimensi, tambahannya yaitu aspek sikap siswa akan sains (OECD, 2007).

1. Aspek konteks
PISA menilai pengetahuan sains relevan dengan kurikulum pendidikan sains di negara partisipan tanpa membatasi diri pada aspek-aspek umum kurikulum nasional tiap negara. Penilaian PISA dibingkai dalam situasi kehidupan umum yang lebih luas dan tidak terbatas pada kehidupan di sekolah saja. Butir-butir soal pada penilaian PISA berfokus pada situasi yang terkait pada diri individu, keluarga dan kelompok individu (personal), terkait pada komunitas (social), serta terkait pada kehidupan lintas negara (global). Konteks PISA mencakup bidang-bidang aplikasi sains dalam seting personal, sosial dan global, yaitu: (1) Kesehatan; (2) sumber daya alam; (3) mutu lingkungan; (4) bahaya; (5) perkembangan mutakhir sains dan teknologi.

Literasi sains

Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang bearti melek huruf/gerakan pemberantasan buta huruf (Echols&Shadily, 1990). Sedangkan istilah sains berasal dari bahasa Inggris Science yang bearti ilmu pengetahuan. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas dalam Mahyuddin, 2007). Pudjiadi mengatakan bahwa “sains merupakan sekelompok pengetahuan tentang obyek dan fenomena alam yang diperoleh dari pemikiran dan penelitian para ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen menggunakan metode ilmiah”.

C.E.de Boer mengemukakan bahwa orang pertama yang menggunakan istilah “Scientific Literacy” adalah Paul de Hart Hurt dari Stamford University yang menyatakan bahwa Scientific Literacy bearti memahami sains dan aplikasinya bagi kebutuhan masyarakat. Literasi sains menurut National Science Education Standards adalah “scientific literacy is knowledge and understanding of scientific concepts and processes required for personal decision making, participation in civic and cultural affairs, and economic produvtivity. Literasi sains yaitu suatu ilmu pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan proses sains yang akan memungkinkan seseorang untuk membuat suatu keputusan dengan pengetahuan yang dimilikinya, serta turut terlibat dalam hal kenegaraan, budaya dan pertumbuhan ekonomi. Literasi sains dapat diartikan sebagai pemahaman atas sains dan aplikasinya bagi kebutuhan masyarakat (Widyaningtyas dalam Yusuf, 2008).

Selasa, 01 Juli 2014


BAU MULUT
Kalau yang keluar dari mulut kita adalah kalimat-kalimat yang menyakitkan hati, tidak apa-apa. Kalau ungkapan yang nongol dari mulut kita mengandung kemudaratan sosial, masih bisa dimaafkan.
Kalau bunyi kalimat yang muncul dari mulut kita tidak etis, a-sosial, menyinggung perasaan orang banyak, menghina rakyat, meremehkan Tuhan atau apapun, masih bisa dianggap bukan soal.
Yang menjadi soal terpenting bagi kita semua sekarang adalah kalau dari mulut kita mengepul aroma bau busuk alias tidak sedap.
Oleh karena itu yang kita dakwahkan bukanlah kebenaran, kebaikan dan keindahan nilai dari ekspresi manusia. Yang kita bayar mahal adalah alat-alat yang membuat mulut kita tidak bau ketika ngomong. (cak nun)
TEORI GEOSENTRIS



Tokohnya: Anaximander ( 526 SM ),Thales – Yunani ( 546 SM ), Pada umumnya bangsa Yunani dan orang-orang yang hidup pada abad pertengahan memiliki pegangan yang kuat sebagai pandangan mereka tentang alam semesta, yaitu teori geosentris (Bumi sebagai pusat). Menurut teori ini, Bumi sebagai pusat alam semesta berada dalam keadaan diam dan planet-planet, Matahari, serta benda-benda langit lainnya bergerak mengitarinya. Gerak semu (apparent motions) planet, bulan, dan matahari relatif terhadap bintang dan terhadap satu sama lain dijelaskan secara lengkap dalam teori geosentris Hipparchus yang dikembangkan sekitar tahun 140 sebelum masehi. Namun teori geosentris memiliki kelemahan yaitu sulitnya menjelaskan fenomena retrogresi (gerak balik) periodik dari planet.

Fenomena retrogresi diakibatkan karena lintasan semu planet sepanjang tahun relatif terhadap bintang-bintang adalah berupa lengkungan (kurva) yang tidak rata. Malahan, adakalanya planet-planet teramati seolah-olah bergerak mundur (berbalik) sebelum akhirnya bergerak maju kembali selama periode orbitnya. Akhirnya pada tahun 1543 teori geosentris dipatahkan oleh teori heliosentris.
BIOLOGI MOLEKULER 
1
          Ribosom memiliki tiga tempat pengikat molekul-molekul RNA : sebuah untuk mengikat mRNA dan duabuah untuk mengikat tRNA. Tempat-tempat tersebut diberi nama tempat P, yang berarti tempat pengikat tRNA Peptidil dan tempat A yang berarti tempat pengikat amino tRNA asil. Tempat P mengikat molekul tRNA yang berikatan dengan pangkal rantai polipeptida yang sedang tumbuh, sedangkan tempat A mengikat molekul tRNA yang masuk, yang dimuati asam amino. Molekul-molekul tRNA ini akan terikat pada tempat P maupun tempat A, apabila antikodon yang ada padanya sesuai dengan kodon yang ada pada mRNA. Tempat P dan tempat A sangat berdekatan, sehingga dua molekul tRNA harus membentuk pasangan basa kodon di samping nya yang berada di dalam molekul mRNA. Proses pemanjangan rantai polipeptida pada ribosoma, merupakan suatu daur yang terdiri dari tiga langkah. Langkah pertama: sebuah molekul tRNA-aminoasil terikat ke tempat A yang kosong, berdampingan dengan tempat P, membentuk pasangan basa dengan 3 nukleotida mRNA yang terpapar di tempat A. Langkah kedua: pengikatan gugus karboksil bebas dari rantai polipeptida pada tRNA di tempat P dengan asam amino yang terikat pada tRNA di tempat A. Pengikatan ini menggunakan katalisator transferase peptidil, yang terdapat di rRNA pada ribosom subunit besar. Pada langkah ketiga terjadi : perpindahan tRNA Peptidil baru daritempat A ke tempat P, bersamaan dengan bergesernya ribosom pada mRNA. Akibatnya, tRNAyang semula berada di tempat P tergeser dari ribosom dan kembali lagi ke sitosol.
Tiga diantara 64 kodon (penyandi) pada sebuah molekul mRNA merupakan kodon penghenti, yang menghentikan proses penerjemahan. Sebuah protein sitoplasmik yang disebut protein pembebas segera terikat pada kodon penghenti yang mencapai tempat A, pada ribosom. Pengikatan ini mengubah kegiatan transferase peptidil, dari mengikatkan asam amino ke tRNA-peptidil menjadi mengikat air. Reaksi ini melepaskan gugus karboksil rantai polipeptida yang sedang tumbuh dari ikatannya dengan molekul tRNA. Dengan demikian rantai polpeptida segera dilepas ke sitosol, sedangkan ribosom meninggalkan mRNA, dan segera terurai menjadi sub unit besar dan kecil.
Kodon-kodon yang terdapat pada sebuah mRNA, dapat diterjemahkan oleh beberapa buah ribosom dengan tRNAnya. Penerjemahan ini berlangsung dengan beruntun, sehingga terbentuklah untaian ribosom, yang disebut poliribosoma atau polisoma. Perlu diingat bahwa dari sebuah mRNA hanya terbentuk satu jenis polipeptida.

(http://www.scribd.com/doc/228136140/Ribosoma-Dan Sintesis-Protein)


2.      Elongasi adalah suatu proses pemanjangan rantai polipeptida. Proses pemanjangan polipeptida secara umum mempunyai mekanisme 3 tahapan: 1) pengikatan aminoasil –tRNA pada sisi A yang ada di ribosom, 2) pemindahan rantai polipeptida yang tumbuh dari tRNA yang ada pada sisi P ke arah sisi A dengan membentuk ikatan peptide, 4) translokasi ribosom sepanjang mRNA ke posisi kodon selanjutnya yang ada di sisi A. Di dalam kompleks ribosom, molekul fMet-tRNAf Met menempati sisi P (peptidil), sisi yang lain pada ribosom, yaitu sisi A (aminoasil), masih kosong pada saat awal sintesis protein.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZI1HuhOupgxbd0sGo-SFaK6GjbquudFlVmM7s_T7ONlgyJiaq5wxb66s6EZMQKCfifxPrVlOVonGZ_94kz0eaVZIILw3H2HOUHlN52k2P7c_-6VszAQzHTg8gyeynV-CdPvXkKp5p3DE/s200/7.JPG
Berpasangannya triplet kodon inisiasi  (AUG/GUG) pada mRNA dengan antikodon pada metionil-tRNAfMet di tapak P menentukan urutan triplet kodon dan aminoasil-tRNAfMet berikutnya yang akan masuk ke tapak A. Pengikatan aminoasil-tRNAfMet berikutnya, misalnya alanil- tRNAala, ke tapak A memerlukan protein-protein elongasi EF-Ts dan EF-Tu. Pembentukan ikatan peptida antara gugus karboksil pada metionil-tRNAfMet di tapak P dan gugus amino pada alanil-tRNAala di tapak A dikatalisis oleh enzim peptidil transferase, suatu enzim yang terikat pada subunit ribosom 50S. Reaksi ini menghasilkan dipeptida yang terdiri atas f-metionin dan alanin yang terikat pada tRNAala di tapak A. Langkah berikutnya adalah translokasi, yang melibatkan (1) perpindahan f-met-ala- tRNAala dari tapak A ke tapak P dan (2) pergeseran posisi mRNA pada ribosom sepanjang tiga basa sehingga triplet kodon yang semula berada di tapak A masuk ke tapak P. Dalam contoh ini triplet kodon yang bergeser dari tapak A ke P tersebut adalah triplet kodon untuk alanin. Triplet kodon berikutnya, misalnya penyandi serin, akan masuk ke tapak A dan proses seperti di atas hingga translokasi akan terulang kembali. Translokasi memerlukan aktivitas faktor elongasi berupa enzim yang biasa dilambangkan dengan EF-G. Pemanjangan atau elongasi rantai polipeptida akan terus berlangsung hingga suatu tripet kodon yang menyandi terminasi memasuki tapak A, Sebelum suatu rantai polipeptida selesai disintesis terlebih dahulu terjadi deformilisasi pada f-metionin menjadi metionin.  yang kemudia berlanjut pada proses terminasi.

Terminasi adalah proses pengakhiran. Translasi akan berakhir pada waktu salah satu dari ketiga kodon terminasi (UAA,UGA,UAG) yang ada pada mRNA mencapai posisi A pada ribosom. Dimana RF1 yang mengenali kodon UAA atau UAG sehingga rantai kodon tersebut akan terlepas, kemudian RF2 akan mengenali kodon UAA atau UGA sehingga rantai kodon tersebut terlepas. Proses terminasi ditandai oleh terlepasnya mRNA, tRNA di tapak P, dan rantai polipeptida dari ribosom. Selain itu kedua subunit ribosompun memisah, pada terminasi diperlukan aktivitas dua protein yang berperan sebagai faktor pelepas atau releasing factors, yaitu RF-1 dan RF-2 yang bekerja sama dengan RF-3.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTOuJVsZam3QAxuLao1pSCrZN7PuMQoTG5sZgfU-skt7g3VlRnMaEgiS-DQ8xORzi95-H22DRs-KCIdZ5f7cFrYV_1uKnIuXpGay-I2xN-W2ffUpbvlNgCJPkrlWjdiL6uPMKSFPVJqwM/s1600/8.JPG

Sumber :
Gaffar, Shabarni. 2007. Buku Ajar Bioteknologi Molekul. Jurusan Kimia, FMIPA Unpad. Bandung
Gardner, E.J., Simmons, M.J., Snustad, D.P. 1991. Principles of genetics. Canada: John wiley % Sons, Inc.
3.      A. Pengertian
Mutasi adalah peristiwa perubahan sifat gen (susunan kimia gen) atau kromosom sehingga menyebabkan perubahan sifat yang baka (diturunkan) tetapi bukan sebagai akibat persilangan atau perkawinan. Mutasi dapat terlihat dalam jumlah kecil maupun besar. Mutasi kecil hanya menimbulkan perubahan yang sedikit dan kadang kala tidak membawa perubahan fenotif yang jelas, jadi hanya semacam variasi. Mutasi besar menimbulkan perubahan besar pada fenotif, yang biasanya dianggap abnormal atau cacat. Mutasi terjadi karena perubahan lingkungan yang luar biasa. Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya sifat yang tidak tetap dan selalu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik alamiah maupun buatan. Agar suatu species tidak mengalami kepunahan diperlukan usaha untuk menyesuaikan diri terhadap timbulnya suatu perubahan. Kejadian mutasi sangat jarang terlihat, hal ini disebabkan mutasi yang terjadi pada suatu gen tidak dapat menunjukan penampakannya, karena jumlah gen yang terdapat dalam satu individu banyak sekali gen yang bermutasi bersifat letal, sehingga gejala mutasi tidak dapat diamati sebab individu segera mati sebelum dewasa gen yang bermutasi umumnya bersifat resesif, sehingga selama dalam keadaan hetreozigot tidak akan terlihat

B. Manfaat
Para ilmuwan biologi mengetahui bahwa sinar X dapat menimbulkan ionisasi pada sel-sel pembentuk jaringan tubuh. Ionisasi terjadi bila elektron terlepas dari suatu atom dan menggabung ke atom lainnya. Molekul DNA yang banyak mengandung atom-atom yang terionisasi dapat menjadikan gen labil dan akhirnya berubah. Gen yang berubah susunan kimianya, fungsinya berubah pula. Bila gen ini sel-sel gamet, manifestasi perubahan ini dapat diamati pada generasi berikutnya. Dengan dasar pengetahuan ini, para ilmuwan menggunakan sinar X atau sinar-sinar lain yang berenergi tinggi sebagai mutagen buatan. Dari eksperimen yang telah banyak dilakukan, diperoleh data bahwa mutasi pada sel-sel generatif kebanyakan bersifat letal, yaitu membawa kernatian pada keturunannya sebelum atau beberapa waktu setelah kelahiran. Karena itu, pembuatan mutan dengan cara ini, misalnya biji-biji yang akan diunggulkan perlu dilakukan pada jumlah yang amat besar dan intensitas radiasi yang optimal. Masalahnya adalah bagaimana cara pengaturan intensitas ini. Hal ini memerlukan riset berulang kali dan berjangka panjang untuk menemukan mutan yang dikehendaki. Sinar X dapat juga membuat mutasi kromosom menjadi dua bagian atau lebih. Bagian-bagian ini dapat hancur dan lenyap atau menggabung pada kromosom lain, terjadilah aberasi kromosom. Dengan ini dapatlah terjadi mutasi kromosom. Jika hal itu terjadi pada sel generatif dan individunya tidak mati, maka individu tersebut dapat mewariskan sifat-sifat barunya ke keturunannya. Radiasi sebagai akibat peledakan-peledakan bom A dan bom H baik dalam peperangan atau percobaan, radiasi bocoran reaktor atom, kendaraan bertenaga nuklir dan sampah radioaktif, juga merupakan penyebab mutasi yang kebanyakan orang tidak menyadari karena efeknya tidak segera tampak atau terasa. Lagi pula, pada umumnya gen-gen mutan barulah bersifat letal bila dalam keadaan homozigot resesif, yang heterozigot tetap hidup dan bertindak sebagai pembawa sifat dan penurun warisan yang telah berubah/bermutasi. Aplikasi mutasi buatan dalam memperoleh bibit tanaman yang diharapkan. Mutan yang sudah dapat dibuat menjadi tanaman yang poliploid artinya berkromosom banyak. Cara mendapatkan poliploid dengan menggunakan kolkisin. Pengaruh positif mutasi buatan diantaranya tanaman poliploid biasanya mempunyai ukuran yang lebih besar. Tindakan pembibitan dari mutasi buatan harus diulang-ulang supaya di dapatkan sampai menjadi galur murni, yaitu jenisnya sudah mantap. Apabila tidak diulang-ulang kemungkinan jenis itu mengadakan perkawinan dengan jenis asal sebelum mutasi, maka akan ada kecenerungan untuk menurunkan keturunan seperti semula. Seperti telah kita ketahui bahwa mutasi juga ada yang menguntungkan bila dipandang darti hidupnya suatu organisasi atau individu. Hal ini sebenarnya merupakan bahan baku bagi terselenggaranya evolusi dari sgala organisme. Sebagai contoh adanya mutan (individu yang bermutasi) keturunan ini mengadakan mutasi-mutasi lagi dan keturunan ini mampu mempertahankan hidup sampai beberapa generasi kemudian. Maka mungkin dapat bergenotif maupun fenotifnya jauh berbeda dengan nenek moyangnya, sehingga akan terjadi individu baru yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya (evolusi dari sini perlu diingat bahwa mutasi itu tidak selalu menjadi species baru). 

C. Efek samping
Akibat yang ditimbulkan oleh terjadinya mutasi bermacam-macam. Jika mutasi terjadi pada sel soma (sel vegetatif) dapat menimbulkan terjadinya kanker. Sedang jika terjadi pada sel generatif dapat menimbulkan mutasi. Bila mutasi terjadi pada sel soma dari janin maka dapat menyebabbkan teratogen (cacat sejak lahir), dan beberapa mutasi dapat menyebabkan letal (kematian). Mutasi yang menyebabkan kematian adalah merupakan usaha untuk menjaga keseimbangan genetika dalam suatu populasi. Bila mutasi berjalan terus menerus dari generasi ke generasi maka pada suatu saat akan muncul turunan baru yang sifatnya berbeda dengan moyangnya, sehingga terjadilah peristiwa evolusi.  Pengaruh negatif mutasi buatan : poliploid umumnya gagal mengahasilkan keturunan secara generatif menguntungkan bila diperbanyak secara vegetatif










Senin, 26 Mei 2014

Guided-discovery Learning Strategy and Senior School Students Performance in Mathematics

Mathematics is the language without which science, commerce, industry, the internet, and the entire global economic infrastructure are struck dumb. Mathematics is regarded as pillar of almost all the streams in academics given its importance in tertiary education and most careers. It is not only beneficial but also essential. Hence, Mathematics is not only a language and a subject in itself, but it is also critical in fostering logical and rigorous thinking; as such its influence is immense.
Aminu (1990) argued that mathematics is not only the language of sciences, but essential nutrient fo thought, logical reasoning and progress. Mathematics liberates the mind and also gives individuals an assessment of the intellectual abilities by pointing towards direction of improvement. He concluded by saying that mathematics is the basis of all sciences and technology which application cut across all areas of human
knowledge. The essence of Mathematics therefore lies in its beauty and its intellectual challenge. Both scientific breakthrough and technological development are facilitated by the precise language of Mathematics. This implies that there exists a strong link between progress in mathematics and technological advancement. Thus, every man requires a certain amount of competence in basic topics in mathematics for the purposes of handling money, prosecuting daily businesses, interpreting mathematical graphs and charts as well as thinking logically.
(Bandura, 1997). In spite of all these, the subject is still seen as a difficult one and has generated phobia among learners. The differential scholastic achievement of students in Nigeria has been and is still a source of concern and research interest to educators, government and parents. This is so because of the great importance it has on the national development of the country. All over the country, there is a consensus of opinion about the fallen standard of education in Nigeria (Adebule, 2004). Parents and government are in total agreement that their huge investment on education is not yielding the desired dividend. Teachers also complain of students’ low performance at both internal and external examinations. The annual releases of Senior Secondary Certificate Examination results (SSCE) conducted by West African Examinations Council (WAEC) justified the problematic nature and generalization of poor secondary school students’ performance in different school subjects. A wealth of research reported that students blamed their poor performance on three broad areas: teaching problems, negative attitudes of students towards the subject, and examination difficulty. The degree of blame on these areas as reported is given as teaching problems / method, 67%; negative attitude, 42% and examination difficulties, 21%. This agrees with the study of Fajemidagba (1986) who had earlier identified problems of mathematics learning as students' perception of same to be highly theoretical and meaningless to everyday activities. He also observed that teachers adopt poor methods in the teaching of mathematics in schools, and that high percentage of the relatively small number of the available textbooks does not reflect the culture of the Nigerian children. He submitted further that mathematics teachers often say mathematics is useful but failed to show its usefulness. Hence, most students could not see reason for studying mathematics (Fajemidagba, 1999).
Further to this, Aremu and Sokan (2003) submit that the search for the causations of poor academic achievement in mathematics is unending but some of the major factors they put forward are: methods of teaching, self-esteem / self efficacy, study habits, teacher consultation and poor interpersonal relationships. The foregoing seems to make it increasingly a source of concern considering the fact that mathematics plays a vital role in scientific, technological and social progress of any nation and indeed all works of life. The debate on appropriate teaching strategy is inclusive and widely open to further investigation. Consequently, the question emerges again, does learning strategy affects students performance in mathematics? This study investigated the effect of guided-discovery learning strategy on students performance in mathematics. The study also examined the influence of gender and scoring level on students performance in mathematics.

Demokrasi Semangka Dan Kelapa


Adalah sampul luar “the economist” (2004) yang memajang judul Indonesia’s Shining Muslim Democracy (Demokrasi Muslim Bersinar di Indonesia). Setelah dengan apresiasi tinggi mengikuti pilpres 2004 lalu Indonesia dicatat sebagai satu bangsa muslim terbesar di jagat raya sedang bereksperimen tentang demokrasi secara apik, sesuatu yang tidak terlalu diperkirakan sebelumnya.
Terlepas dari berbagai pelanggaran yang ada di setiap daerah, kita juga harus apresiasikan kerja keras rakyat Indonesia untuk menyukseskan pemilihan legislatif (pileg). Jika kita lihat Indonesia dibandingkan dengan Negara Cina yang masih saja takut bahwa demokrasi akan menciptakan keos di negeri raksasa itu, maka Indonesia dapat membuktikan sejak tahun 2004 kepada dunia bahwa suatu contoh hebat sebaliknya tentang proses demokratisasi yang damai 
Minggu-minggu ini gencar diberitakan hampir diseluruh media baik elekronik ataupun media cetak terkait dengan seruan partai islam untuk bersatu baik itu disampaikan para alim para ulama atau para organisasi keislaman lainnya dalam bingkai Indonesia Raya. Bermacam acara di buat untuk memfasilitasi tokoh elit partai islam untuk menyampaikan pendapat agar bisa menyamakan freme untuk Indonesia kedepan. Apakah mungkin? Ya mungkin-mungkin saja, coba kita amati setelah pengumuman resmi hasil pileg dari KPU Pusat.
Menilik sejarah Indonesia merupakan Negara mayoritas muslim yang dengan tegas menolak segala bentuk ekstrimisme. Banyak orang menyimpulkan bahwa demokrasi baik bagi islam yang dirasa pengamatan tersebut tidaklah salah, bukankah kita kenal dulu masyumi telah menjadi martir demi demokrasi berhadapan dengan demokrasi terpimpin yang otoriterian . yang saya rasa tidak ada partai lain yang dapat menyaingi dalam masalah kesetiaan terhadap demokrasi itu sendiri.
Eksistensi elite politik selalu terkait dengan persaingan kepentingan untuk “merebut” dan “mempertahankan” kekuasaan. Dengan nada menyindir, Machiavelli menyebut para elite yang bersaing dalam berebut kekuasaan itu sebagai singa dan rubah. Singa disegani karena kekuatannya tetapi sering tidak waspada bila menghadapi perangkap, sedangkan rubah sanggup menghadapi perangkap tetapi tidak dapat membela diri dari serangan srigala. Begitulah keadaan partai-partai islam pada pemilu kali ini. Sehingganya eksistensi elite partai sangat menentukan akankah ada kesamaan visi yang harus disamakan dengan peluang yang terbuka lebar untuk islam bisa bersatu. Atau hanya sebatas cuap untuk bersatu. Mungkin juga meemihak ke jajaran partai nasionalis yang lebih berpeluang untuk menjadi penguasa. Saya rasa konstelasi itu akan tetap terus berjalan sesuai dengan kepentingan yang akan di dapat. Tak ada salahnya saya melihat partai-partai islam dikaitkan juga dengan filosofi buah-buahan. untuk saat ini saya masih melihat ada semangka dan kelapa. Mungkin nanti bisa saja pisang atau mangga.
Akhirnya kita semua tentu berharap dengan pemilu tahun ini dengan biaya pelaksanaan yang tak sedikit (kurang lebih 40 triliyun) tidak lagi dijadikan panggung sandiwara para politisi yang telah kehilangan kepekaan dan kepedulian atas jeritan rakyat. Saya juga meyakini tidak ada jaminan juga bahawa proses demokrasi yang telah lama kita jalankan kedepannya akan bisa bermanfaat bagi rakyat Indonesia jika korupsi masih terus merajalela dan penegakan hukum serta keadilan yang dikomersilkan. Dibutuhkan pemimpin yang visioner, negarawan dan berkeadilan. sehinganya pemimpin itu menyadai bahwa “rajulun yadrii wa yadrii annahu yadrii” (orang yang tahu dan tahu bahwa iya tahu)

Ahmad Walid
Mahasiswa pascasarjana uns

Ka.div intelejen P.CMB’s

Ketika Pendidikan Menjadi Tolak Ukur Kemajuan Suatu Bangsa

Pendidikan merupakan unsur pokok dalam geliat kemajuan suatu kelompok, kemajuan pendidikan akan berbanding tegak lurus dengan kemajuan kelompok. Kalau saya artikan kelompok itu adalah bangsa indonesia, maka sejauh mana bangsa indonesia memperhatikan tinjauan substansial pendidikan untuk kemajuan suatu bangsa. Kenyataan yang kita rasakan sekarang tentu menuntut sumber daya manusia yang elegan dengan perubahan iklim pendidikan yang ada di indonesia,  maju atau tidaknya pendidikan di indonesia tentu saja akan dibenturkan dengan perubahan zaman yang ada, secara otomatis persaingan yang terjadi lebih dirasakan dalam perkembangan pendidikan suatu bangsa dengan adanya kompeten-kompeten dalam bidangnya. sehingga sumber daya manusia bisa kita sebut sebagai produk dari pendidikan di suatu bangsa
Terlepas dari itu semua, yang dituntut dari out put pendidikan di era ini adalah lulusan-lulusan yang mampu berpikir kritis, memiliki kompetensi dalam pemecahan masalah, kreatif inovatif, kompeten dalam ICT, komunikatif dan menguasai berbagai bahasa / multi lingual seta mempunyai akhlak yang baik. Pendidikan indonesia mulai menemukan arah humanisme. Artinya yang merujuk pada  jalan pikiran yang berbeda dengan memfokuskan pikiran tersebut  ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-isu yang berhubungan dengan manusia. Sehingga nya pendidikan  telah menjadi sejenis doktrin beretika yang cakupannya diperluas hingga mencapai seluruh etnisitas manusia. Bukan lagi pada tataran mekanistik yang beranggapan bahwa pendidikan di indonesia adalah serangkaian instrument yang berhasil mengembangkan area sains sehingga mempermudah kehidupan manusia, namun di lain sisi mereduksi kompleksitas dan kekayaan kehidupan manusia itu sendiri tanpa mempertimbangkan suatu hal pokok sangat berpengaruh untuk membiaskan pemikiran manusia itu sendiri.
Oleh karena itu, peran kita sebagai pelaksana (murabbi, muwajjih, mudarrib, muballigh, dan muallim) dituntut agar bisa menghasilkan sumber daya manusia dengan kompetensi tersebut, lembaga pendidikan terutama seorang pelaksana pendidikan  diharapkan untuk ‘mengubah’ cara menyelenggarakan pendidikan dengan cara yang berbeda dengan cara-cara yang selama ini telah dijalankan. Kalau selama ini sering kita dengar dengan upaya pengkastaan dalam dunia pendidikan, itu tidak berlaku lagi dimana sebuah sistem pendidikan menggolongkan berdasarkan kemampuan peserta didik, lantas bagaimana dengan peserta didik yang notabene nya masih lemah dalam merespon serta memiliki motivasi yang kurang, akan lebih bijak jika dikelompokkan dengan peserta didik yang mempunyai kemampuan yang baik sehingga terjadi lompatan logika yang diharapkan akan settel.  Dengan demikian dalam upaya untuk menghasilkan sumber daya manusia tersebut, pada pokoknya bersandar pada perubahan unsur manusianya. Manusia lah unsur inti dari kehidupan.

Pembelajaran dalam dunia pendidikan menuntut peserta didik mampu berkompetisi dengan menunjukkan kompetensinya agar mereka hidup eksis di era global ini. Peserta didik harus lebih banyak belajar dengan cara yang berbeda baik teknik, metoda, sarana prasarana, IT bahkan semangat dan daya juang. Pembelajaran di era global yang diharapkan adalah pembelajaran yang lebih berfokus pada peserta didik ( student center ), peserta didik dikondisikan untuk mampu secara aktif mencari informasi. 
Diperlukan kerja keras bagi kita, karena sejatinya pembangunan suatu bangsa memerlukan adanya perbaikan dan perubahan dalam berbagai sektor : sektor politik, sektor sosial, sektor ekonomi, sektor hukum, dan tentunya di sektor pendidikan. Tentukan arah mana obyek yang akan kita ubah, yakinlah akan perubahan itu karena saya meyakini manusia itu memiliki latar belakang serta kecendrungan.

Ahmad walid
Mahasiswa pascasarjana UNS