Sabtu, 03 Oktober 2015

Allahummafirghlahum

Malam ini lepas rasa kantuk yang saya rasakan, nggak tau kenapa teringat akan sosok hebat penuh inspirasi. Dia adalah ayah ku. Sampai hari ini saya masih ingat cerita perjuangan ayah ketika menuntut ilmu,
beliau sosok yang sederhana dalam kehidupannya, di masa muda beliau sekolah di sekolah rakyat di kampung bali kota bengkulu. Dengan beberapa teman angkatannya ayah dan teman2 berangkat ke sekolah hanya menggunakan sepeda yang di dapat dari hasil penjualan getah parah dari kebun karet, bahkan pernah sekali2 berjalan kaki menyusuri jalan dan berenang melewati arus sungai. Jarak yang ditempuh untuk sampai ke sekolah menggunakan sepeda waktu itu berkisar antara 3-4 jam. Beliau berangkat jam 3 pagi agar bisa sholat subuh dan mandi di daerah desa kembang seri, setelah itu melanjutkan perjalanan lagi menuju kampung bali agar bisa masuk tepat waktu jam 8 pagi. Untuk diketahui ayah saya lahir di sebuah desa kecil di bengkulu tengah tepatnya di desa talang empat. Ayah saya adalah anak tertua dari 5 bersaudara pasangan H.Mahmud dan Maimunah. Beliau mengajarkan adik2 nya akan pentingnya arti sebuah tanggung jawab, beliau pula lah yang menjadi inspirasi bagi adik2 nya agar bisa sekolah dan mengenyam bangku kuliah. Ayah saya sangat suka belajar bahasa arab, mengkaji kitab2 kuning dan mengajarkan kembali lewat taklim2 di desa nya. Beliau banyak mengajarkan saya arti semangat menuntut ilmu, wajah nya selalu menggambarkan keoptimisan, serta cerita2 hidup nya yang menggugah semangat saya akan pentingnya sebuah ilmu, guyonan khas nya adalah nasihat buat saya, marahnya adalah rasa sayang nya kepada anaknya.  Saya bangga mempunyai seorang ayah seperti beliau. Yang tak pernah menunjukkan kesedihannya dihadapan anak2 nya. Ayah sampai saat ini adalah salah satu motivasi terbesar dalam hidup saya. Saya berjanji tidak akan mengecewakannya dan saya berjanji akan menjadi seorang yang sabar dan sederhana seperti ayah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar