Kamis, 01 Januari 2015

Memahami transgenik kapas BT dengan pemahaman yang sederhana (catatan kuliah)

Sejarah Transgenik Kapas Bt
Sejarah penemuan tanaman transgenik dimulai pada tahun 1977 ketika bakteri Agrobacterium tumefaciens diketahui dapat mentransfer DNA atau gen yang dimilikinya ke dalam tanaman. Pada tahun 1983, tanaman transgenik pertama, yaitu bunga matahari yang disisipi gen dari buncis (Phaseolus vulgaris) telah berhasil dikembangkan oleh manusia. Sejak saat itu, pengembangan tanaman transgenik untuk kebutuhan komersial dan peningkatan tanaman terus dilakukan manusia.Tanaman transgenik pertama yang berhasil diproduksi dan dipasarkan adalah jagung, kedelai, dan kapas.Keduanya diluncurkan pertama kali di Amerika Serikat pada tahun 1996.Pada tahun 2004, lebih dari 80 juta hektare tanah pertanian di dunia telah ditanami dengan tanaman transgenik dan 56% kedelai di dunia merupakan kedelai transgenik.

Pengertian Transgenik Kapas Bt
                  “Trans” = pindah “Genic”= gen. Transgenik adalah individu yang mendapat pindahan gen dari donor dan gen itu berekspresi padanya. Prinsip teknologi transgenik adalah pemindahan satu atau beberapa gen, yaitu potongan DNA yang menyandikan sifat tertentu, dari satu makhluk hidup ke
makhluk hidup lainnya. Dengan demikian, suatu tanaman yang tadinya tidak mempunyai sifat tertentu dapat direkayasa sehingga memiliki sifat tersebut. Salah satu bentuk hasil rekayasa genetis pada kapas transgenik adalah Kapas Bt. Kapas transgenik Bt merupakan hasil rekayasa genetika dengan mengintroduksi gen cryA1 yang di isolasi dari bakteri Bacillusthuringiensis (Bt)yang ada di tanah. Kapas Bt ini dihasilkan untuk membasmi hama utama pada kapas adalah Helicoverpa armigera, Empoascasp atau sekarang disebut Sundapteryxbiguttula (wereng kapas/penghisap daun). Hama ini mulai menyerang kapas yang berumur sekitar 1 bulan dan populasi larva akan meningkat dengan semakin tuanya umur kapas. Kapas Bt tahan terhadap serangan hama karena tanaman ini menghasilkan toksin yang dapat membunuh hama tersebut. Toksin tersebut disandikan oleh gen yang berasal dari bakteri Bacillus turingiensis.Genom tanaman kapas ini mengandung gen berasal dari bakteri Bacillus turingiensis. Oleh karena itu, tanaman kapas ini seringkali disebut sebagai kapas-Bt (Bt=Bacillus turingiensis). Kapas Bt merupakan salah satu contoh organisme transgenik. Organisme transgenic adalah organism yang mengandung gen yang berasal dari jenis organisme lainnya. Oleh karena tanaman kapas ini mengandung gen yang asalnya dari organism lainnya, maka kapas ini disebut tanaman kapas transgenik.


Bacillus thuringiensis
Bacillus thuringiensis (Bt) adalah bakteri gram positif yang berbentuk batang dengan ukuran lebar 1,0-1,2 mikron dan panjang 3-5 mikron, membentuk delta-endospora, dan membentuk suatu rantai yang terdiri dari 5-6 sel dan berwarna merah ungu. Bacillus thuringiensis mempunyai ciri khusus yaitu kemampuannya menghasilkan kristal protein protoksin interaseluler atau δ-endotoksin. Seluruh kristal protein bakteri hanya bersifat toksin apabila termakan oleh larva serangga, karena kristal protein tidak dapat larut pada kondisi normal, maka kapas Bt aman bagi manusia, atau hewan tingkat tinggi lainnya, namun kristal protein ini dapat larut pada kondisi pH sekitar 9.5. Kondisi ini ditemukan didalam usus serangga, hal ini lah yang menyebabkan Bt merupakan agen insektisida yang spesifik. 
Bacillus thuringiensis (Bt) dikembangkan menjadi insektisida hayati yang digunakan untuk membasmi serangga pengganggu tanaman. Ketika kondisi pertumbuhan bakteri tidak optimal maka ia akan membentuk spora. Spora adalah fase tidur dari lingkaran kehidupan bakteri untuk menunggu kondisi pertumbuhan yang lebih baik. Pembentukan spora pada Bacillus thuringiensis bersamaan dengan pembentukan komponen beracun dari bakteri ini yang disebut dengan kristal protein. Jika insekta sasaranmemakan kristal ini, kristal ini akan larut pada usus tengah serangga tersebut. Pada pencernaan serangga terdapat enzim protease yang berguna untuk memecah struktur kristal dari kristal protein, dan akan mengaktifkan delta-endotoksin. Delta – endotoksin berinteraksi dengan reseptor pada sel – sel epitelium serangga dan mebalut lapisan sel membran usus tengah serangga, lalu membuat lubang kecil pada membran tersebut. Hal ini akan mengganggu keseimbangan osmotik sel pada usus serangga sehingga ion-ion dan air dapatmasuk ke dalam sel, lalu mengembang kemudian lisis atau pecah. Peristiwaini menyebabkan serangga berhenti makan lalu mati.Apabila serangga sasaran tahan terhadap dampak dari delta-endotoksintadi, maka akibat dari pertumbuhan spora di dalam tubuh serangga tersebutakan menjadi penyebab kematiannya. Spora akan berkecambah dan merusak membran usus. Jumlah spora semakin bertambah apabila spora mengalamireplikasi, hal ini mengakibatkan infeksi pada tubuh serangga semakin meluasdan menyebabkan serangga tersebut akan mati.

            Kristal protein bersifat insektisidal, sebenarnya protoksin yang apabila larut pada usus serangga, maka berubah menjadi polipeptida yang lebih pendek. Aktivitas toksin kristal protein tergantung pada sifat instrinsik usus serangga, misalnya adalah PH dari sekresi enzim proteolitik dan kehadiran spora bakteri secara terus menerus serta kristal protein yang termakan.


 Mekanisme Perakitan Kapas Bt
Adapun perakitan tanaman transgenik kapas Bt meliputi beberapa prosedur, antara lain :
1.    Isolasi gen
Isolasi gen cry dilakukan dengan dengan menyeleksi strain Bt yang terbaik, yaitu memiliki potensi menghambat pertumbuhan serangga yang terbaik.
2.    Memodifikasi gen cry sehingga fungsi biologisnya lebih baik
Modifikasi gen dilakukan dengan teknik rekombinan DNA. Teknik ini bertujuan  memanipulasi gen cry Bt sehingga strain Bt menjad lebih baik lagi baik dari segi formulasi, host range, toksisitas maupun sifat Bt itu sendiri.. Salah satu teknik yang digunakan adalah menempatkan gen cry Bt di vektor yang berupa plasmid bakteri. Hal ini mengakibatkan modifikasi gen cry dapat dilakukan dengan perbaikan bakteri. Perbaikan bakteri dilakukan dengan cara protoplas transformasi, transduksi, dan konyugasi.  Selain itu, Perbaikan sifat Bt juga dapat dilakukan dengan cara mengawinkan strain-strain (mixture culture) untuk pertukaran plasmid di antara strain Bt. Setelah didapatkan strain Bt yang diinginkan, dilakukan perbanyakan gen (Kloning gen). Pada tahapan kloning gen, DNA asing akan dimasukkan ke dalam vektor kloning (agen pembawa DNA) yaitu plasmid. Kemudian, DNA diperbanyak seiring dengan perkembangbiakan bakteri tersebut. Selanjutnya ditransfer ke tanaman.
3.    Mentransfer gen tersebut ke tanaman
Beberapa gen yang mengkode Bt toksin yang telah berhasil dikloning, diintroduksikan ke dalam sel tanaman menggunakan teknik rekombinan (metode transformasi DNA) yang diperantarai bakteriAgrobacterium tumefaciens.
4.    Membentuk produk tanaman transgenik.
Pembentukan tanaman transgenik terjadi ketika gen cry Bt di introduksikan ke dalam tanaman. Adapun introduksi gen ini meliputi beberapa langkah diantaranya adalah :
Membentuk sekuen gen yang diinginkan yang ditandai dengan penanda yang spesi
- Mentransformasi sekuen gen yang sudah ditandai ke jaringan.
- Mengkultur jaringan yang sudah mengandung gen yang ditransformasikan.
- Uji coba kultur tersebut di lapangan.

Setelah proses transfer DNA selesai, dilakukan seleksi sel daun untuk mendapatkan sel yang berhasil disisipi gen asing. Hasil seleksi ditumbuhkan menjadi kalus (sekumpulan sel yang belum terdiferensiasi) hingga nantinya terbentuk akar dan tunas. Apabila telah terbentuk tanaman muda (plantlet), maka dapat dilakukan pemindahan ke tanah dan sifat baru tanaman dapat diamati.Terintegrasinya gen Bt di dalam sel tanaman ini dapat memperpanjang peluang Bt dalam mengendalikan hama dan meningkatkan efektifitas pengendalian.

Kelebihan dan kelemahan Kapas transgenik
Kelebihan :
* Di hasilkan tanaman kapas yang tahan terhadap serangga,karena terdapat protein kristal yang berfungsi sebagai insektisida.
* Menekan penggunaan pestisida atau membersihkan gulma tanaman dengan herbisida secara efektif tanpa mematikan tanaman kapas. Serangga hama merupakan kendala utama pada produksi tanaman kapas. Di samping dapat menurunkan produksi, serangan serangga hama dapat menurunkan kualitas kapas.

Kekurangan :
Penggunaan benih kapas transgenik akan mengakibatkan ketergantungan petani pada perusahaan besar, karena kenyataan teknologi transgenik hanya bisa di lakukan oleh perusahaan perusahaan besar.
* Akan merusak keseimbangan ekosistem alam, dimana adanya insektisida alami dari protein kristal tersebut akan mengakibatkan banyak serangga mati. Dan keseimbangan ekosistem terganggu.
* Bahaya terhadap kesehatan (keracunan, terhadap makanan yang mengandung Bt-endotoksin sudah terbantah secara ilmiah, alergi , bakteri dalam tubuh resisten terhadap antibiotik karena transfer horizontal gen Kan-R dari tanaman transgenic melalui rekayasa genetika terinkorporasi kedalam tanaman, efek yamg belum diketahui akibat modifikasi gen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar