Plasmid
adalah DNA ekstrakromosomal yang dapat bereplikasi secara autonom dan bisa
ditemukan pada sel hidup. Di dalam satu sel, dapat ditemukan lebih dari satu
plasmid dengan ukuran yang sangat bervariasi namun semua plasmid tidak
mengkodekan fungsi yang penting untuk pertumbuhan sel tersebut. Umumnya,
plasmid mengkodekan gen-gen yang diperlukan agar dapat bertahan pada keadaan
yang kurang menguntungkan sehingga bila lingkungan kembali normal, DNA plasmid
dapat dibuang.
Sebagian
besar plasmid memiliki struktur sirkuler, namun ada juga plasmid linear yang
dapat ditemukan pada mikroorganisme tertentu, seperti Borrelia burgdorferi dan Streptomyces.
Plasmid ditemukan dalam bentuk DNA utas ganda yang sebagian besar tersusun
menjadi superkoil atau kumparan terpilin. Struktur superkoil terjadi karena
enzim topoisomerase membuat sebagian DNA utas ganda lepas (tidak terikat)
selama replikasi plasmid berlangsung. Struktur superkoil akan menyebabkan DNA
plasmid berada dalam konformasi yang disebut lingkaran tertutup kovalen atau covalently closed circular (ccc), namun
apabila kedua utas DNA terlepas maka akan plasmid akan kembali dalam keadaan
normal (tidak terpilin) dan konformasi tersebut disebut sebagai open circuler
(oc)
Plasmid memiliki
sifat-sifat antara lain sebagai berikut.
- Merupakan molekul DNA yang mengandung gen tertentu; ukurannya kira-kira 1/1.000 kali kromosom (DNA) bakteri.
- Dapat memperbanyak diri melalui proses replikasi. Dengan demikian terjadi aan DNA yang menghasilkan plasmid dalam jumláh banyak. Satu sel dapat berisi banyak plasmid.
- Plasmid dapat dipindahkan ke sel bakteri lain. Perpindahan plasmid dapat dipercepat dengan memberi ion CsC1 (sesium kiorida). Dengan demikian, plasmid dapat dikeluarkan atau dimasukkan ke dalam sel bakteri atau ragi.
- Sifat plasmid pada keturunan bakteri sama dengan induknya, karena plasmid tidak terikat dengan kromosom inti.