Rabu, 31 Desember 2014

Mengenal Plasmid dan Transformasinya

Plasmid adalah DNA ekstrakromosomal yang dapat bereplikasi secara autonom dan bisa ditemukan pada sel hidup. Di dalam satu sel, dapat ditemukan lebih dari satu plasmid dengan ukuran yang sangat bervariasi namun semua plasmid tidak mengkodekan fungsi yang penting untuk pertumbuhan sel tersebut. Umumnya, plasmid mengkodekan gen-gen yang diperlukan agar dapat bertahan pada keadaan yang kurang menguntungkan sehingga bila lingkungan kembali normal, DNA plasmid dapat dibuang.
Sebagian besar plasmid memiliki struktur sirkuler, namun ada juga plasmid linear yang dapat ditemukan pada mikroorganisme tertentu, seperti Borrelia burgdorferi dan Streptomyces. Plasmid ditemukan dalam bentuk DNA utas ganda yang sebagian besar tersusun menjadi superkoil atau kumparan terpilin. Struktur superkoil terjadi karena enzim topoisomerase membuat sebagian DNA utas ganda lepas (tidak terikat) selama replikasi plasmid berlangsung. Struktur superkoil akan menyebabkan DNA plasmid berada dalam konformasi yang disebut lingkaran tertutup kovalen atau covalently closed circular (ccc), namun apabila kedua utas DNA terlepas maka akan plasmid akan kembali dalam keadaan normal (tidak terpilin) dan konformasi tersebut disebut sebagai open circuler (oc)                 
Plasmid memiliki sifat-sifat antara lain sebagai berikut.
  • Merupakan molekul DNA yang mengandung gen tertentu; ukurannya kira-kira 1/1.000 kali kromosom (DNA) bakteri.
  • Dapat memperbanyak diri melalui proses replikasi. Dengan demikian terjadi aan DNA yang menghasilkan plasmid dalam jumláh banyak. Satu sel dapat berisi banyak plasmid.
  • Plasmid dapat dipindahkan ke sel bakteri lain. Perpindahan plasmid dapat dipercepat dengan memberi ion CsC1 (sesium kiorida). Dengan demikian, plasmid dapat dikeluarkan atau dimasukkan ke dalam sel bakteri atau ragi.
  • Sifat plasmid pada keturunan bakteri sama dengan induknya, karena plasmid tidak terikat dengan kromosom inti.

Senin, 29 Desember 2014

gerak awal

hari ini saya merasakan suatu hal yang pada awalnya tidaklah terbayangkan dalam benak pikiran saya, ya... mendapatkan pembimbing tesis yang menerapkan nilai-nilai keidealisan dalam membimbing, pagi itu saya seakan berhadapan dengan seorang presiden partai islam : anis matta. gaya bicara dan pola pemikiran serta runut percakapan yang di ungkapkan sangatlah persis. itulah dosen ku murni ramli namanya... lulusan doktoral dari slah satu kampus terkenal di jepang berkesempatan meluangkan waktunya untuk menemuiku dan 2 teman lainnya. kami bertukar pikiran mengenai riset yang akan digarap 6 bulan kedepan dari titik dasar permasalahan dan studi kontemporer saat ini. berbicara tentang penelitian maka tak akan lepas penelitian itu dengan nilai kebaruan (novelty) maka perbanyaklah menganalisis dan membaca jurnal dari berbagai sumber maka kalian akan menemui suatu titik penelitian yang berguna bagi dunia pendidikan. cakap ibu murni dengan logat makassar. kami berbincang banyak tentang literasi sains, penelitian terbaru dan problematika pendidikan di indonesia. semoga awalan bmbingan ini menjadi pelecut semangat untuk tetap meneliti dan bereksplorasi.

"bangsa mu akan mati karena kamu. kecuali penamu terus bergerak"

LAC OPERON (pemahaman otak kecil ku)


Operon adalah sekelompok gen yang diapit secara bersamaan oleh sepasang terminator dan promotor. Operon merupakan sekelompok gen yang produk-produknya memiliki fungsi-fungsi yang berhubungan dan ditranskripsi bersama-sama sebagai suatu kesatuan. Daerah operon merupakan daerah yang berperan dalam regulasi ekspresi gen. Sistem regulasi yang pertama diketahui adalah sistem regulasi operon laktosa pada bakteri E. coli oleh Yacob dan Monod. E. coli mempunyai kekhasan dari prokariot yang lain. Regulasi yang paling umum dilakukan oleh bakteri yaitu sistem operon lactosa (operon lac) dan sistem operon tryptophan (operon trp).

Regulasi ekspresi gen banyak dimengerti melalui mekanisme yang dipalajari pada bakteri. Sistem regulasi yang pertama dimengerti ialah sistem regulasi operon laktosa pada bakteri E. coli oleh Jacob dan Monod. Regulasi ini berperan dalam mengatur produksi enzim B-galaktosidase, ketika bakteri harus memilih menggunakan laktosa atau glukosa sebagai sumber karbonnya.

Berikut ini akan dijelaskan sistem regulasi yang paling umum dilakukan pada bakteri, yaitu sistem operon laktosa (operon lac). Pada operon lac ekspresi gen diatur pada tingkat promoter, yaitu mengatur kontak kontak antara promoter dengan enzim transkiptase (pengendali transkipsi).


ANALISIS
           Di dalam sel prokaryot, ada beberapa gen struktural yang diekspresikan secara bersama-sama dengan menggunakan satu promoter yang sama. Kelompok gen semacam ini disebut sebagai operon.

Jumat, 26 Desember 2014

Dimensi dalam literasi sains

Literasi sains merupakan salah satu ranah studi PISA. Dalam konteks PISA, literasi sains didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaaan dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia (Firman, 2007)

Definisi literasi sains ini memandang literasi sains bersifat multidimensional, bukan hanya pemahaman terhadap pengetahuan sains, melainkan lebih luas dari itu. PISA 2000 dan 2003 menetapkan tiga dimensi besar literasi sains dalam pengukurannya, yakni kompetensi/proses sains, konten/pengetahuan sains dan konteks aplikasi sains. Pada PISA 2006 dimensi literasi sains dikembangkan menjadi empat dimensi, tambahannya yaitu aspek sikap siswa akan sains (OECD, 2007).

1. Aspek konteks
PISA menilai pengetahuan sains relevan dengan kurikulum pendidikan sains di negara partisipan tanpa membatasi diri pada aspek-aspek umum kurikulum nasional tiap negara. Penilaian PISA dibingkai dalam situasi kehidupan umum yang lebih luas dan tidak terbatas pada kehidupan di sekolah saja. Butir-butir soal pada penilaian PISA berfokus pada situasi yang terkait pada diri individu, keluarga dan kelompok individu (personal), terkait pada komunitas (social), serta terkait pada kehidupan lintas negara (global). Konteks PISA mencakup bidang-bidang aplikasi sains dalam seting personal, sosial dan global, yaitu: (1) Kesehatan; (2) sumber daya alam; (3) mutu lingkungan; (4) bahaya; (5) perkembangan mutakhir sains dan teknologi.

Literasi sains

Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang bearti melek huruf/gerakan pemberantasan buta huruf (Echols&Shadily, 1990). Sedangkan istilah sains berasal dari bahasa Inggris Science yang bearti ilmu pengetahuan. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas dalam Mahyuddin, 2007). Pudjiadi mengatakan bahwa “sains merupakan sekelompok pengetahuan tentang obyek dan fenomena alam yang diperoleh dari pemikiran dan penelitian para ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen menggunakan metode ilmiah”.

C.E.de Boer mengemukakan bahwa orang pertama yang menggunakan istilah “Scientific Literacy” adalah Paul de Hart Hurt dari Stamford University yang menyatakan bahwa Scientific Literacy bearti memahami sains dan aplikasinya bagi kebutuhan masyarakat. Literasi sains menurut National Science Education Standards adalah “scientific literacy is knowledge and understanding of scientific concepts and processes required for personal decision making, participation in civic and cultural affairs, and economic produvtivity. Literasi sains yaitu suatu ilmu pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan proses sains yang akan memungkinkan seseorang untuk membuat suatu keputusan dengan pengetahuan yang dimilikinya, serta turut terlibat dalam hal kenegaraan, budaya dan pertumbuhan ekonomi. Literasi sains dapat diartikan sebagai pemahaman atas sains dan aplikasinya bagi kebutuhan masyarakat (Widyaningtyas dalam Yusuf, 2008).